Pekanbaru DS - Seorang pria berinisial KA mengungkapkan pengalaman pahitnya menjadi korban LGBT. Oknum honorer di salah satu Puskesmas Kota Dumai itu, mengaku menjadi korban pelecehan seksual menyimpang, yang dilakukan oknum pejabat di Kota Dumai berinisial P.
Kasus ini mulai mencuat setelah KA memberanikan diri untuk menceritakan kejadian tersebut kepada publik.
KA yang hadir dengan menggunakan masker hitam dan kaos oblong, membeberkan awal mula pertemuannya dengan salah satu pejabat tahun 2019.
"Awalnya kami hanya berteman di media sosial setelah pertemuan di sebuah rapat di Dinas Kesehatan. P terlihat ramah dan sering menghubungi saya lewat Facebook dan WhatsApp," ujar KA kepada awak media, Senin (25/11/2024).
Namun, menurut KA, interaksi tersebut perlahan berubah menjadi komunikasi yang membuatnya tidak nyaman. Dimana, P kerap meneleponnya melalui video call dan mulai mengarah pada topik yang bersifat pribadi serta tidak pantas.
"Dia (P) pernah meminta saya membuka baju saat video call. Saya merasa cemas karena posisinya sebagai pimpinan, sedangkan saya hanya seorang honorer," ungkap KA.
Puncak dari dugaan pelecehan terjadi saat KA mendampingi P dalam perjalanan dinas ke pedalaman. KA mengaku, saat perjalanan menggunakan kendaraan, P mulai melakukan tindakan tak senonoh.
"Ketika sopir keluar karena jalanan buruk, dia menggenggam tangan saya dan memaksa saya menyentuh bagian vitalnya. Saya merasa sangat takut dan tidak berdaya," ceritanya.
Menurut KA, peristiwa serupa juga terjadi saat mereka melakukan iktikaf di sebuah masjid di Kota Dumai.
"Saat kami tidur di dalam kelambu, dia masuk dan mulai melakukan tindakan yang membuat saya sangat terhina. Saya merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa," tutur KA.
KA mengungkapkan, ia akhirnya memutuskan untuk mengganti nomor telepon demi menghindari komunikasi lebih lanjut dengan P. Namun, P masih mencoba menghubunginya melalui media sosial.
KA mengaku memiliki sejumlah bukti berupa rekaman video call dan pesan yang memperkuat pengakuannya.
"Saya berharap kasus ini bisa diusut secara tuntas agar tidak ada lagi korban lainnya," terang KA
Editor: Dap
Facebook Comments